Sabtu, 08 Mei 2010

Matahari Departemen Store Bidik Penjualan Rp 8 Triliun

Jakarta - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menegaskan, usai pelepasan 90,76% saham PT Matahari Dept Store Tbk (LPPF), perseroan akan lebih fokus ke lini bisnis hypermat. Penjualan dipatok naik 19,4% menjadi Rp 8 triliun tahun ini. Jakarta - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menegaskan, usai pelepasan 90,76% saham PT Matahari Dept Store Tbk (LPPF), perseroan akan lebih fokus ke lini bisnis hypermat. Penjualan dipatok naik 19,4% menjadi Rp 8 triliun tahun ini.

Menurut Presiden Direktur MPPA Benjamin Mailool, dalam business plan perseroan telah mencanangkan pertumbuhan penjualan hingga RP 8 triliun di tahun 2010. Target ini akan jauh dari raihan penjualan perseroan di tahun 2002, saat bisnis mereka dipisahkan sebagai melalui anak usaha Departement Store dan Hypermart.

"Ini akan jauh meningkat dibanding 2002, waktu kami pisahkan sesuai bisnis MDS dan FFB, sebesar Rp 5 triliun. Untuk tahun lalu sendiri, penjualan mencapai Rp 6,7 triliun," ujar Benjamin saat dihubungi detikFinance, Kamis (11/3/2010).

Sedangkan, untuk laba bersih perseroan siap merengkuh Rp 420 miliar di tahun 2010. Ini jauh lebih baik dari capaian tahun sebelumnya, akibat dilunasinya utang perseroan sebesar Rp 3,4 triliun dalam bentuk bank loan reduction.

"Laba seperti itu, karena kita lunasi utang bank loan reduction. Dengan pelunasan ini, kami akan mendekati kondisi zero debt," terangnya.

Benjamin mengatakan, posisi utang berjalan (outstanding) perseroan saat ini sekitar Rp 3,5 triliun. Utang tersebut terdiri atas obligasi dolar AS senilai US$ 200 juta (sekitar Rp 1,8 triliun), obligasi rupiah senilai Rp 500 miliar serta sisanya utang perbankan.

"Obligasi dolar AS dan rupiah totalnya sekitar Rp 2,3 triliun. Dua obligasi ini seharusya jatuh tempo 2011. Namun kami sedang bicara dengan wali amanat untuk kemungkinan percepatan pelunasan obligasi. Untuk pelunasan utang bank juga sedang kami bahas dengan bank-bank," ujarnya beberapa waktu lalu.

Tambah Benjamin, dengan dilakukannya percepatan pelunasan utang bank dan obligasi tersebut, perseroan akan memperoleh pemasukan tambahan sebesar Rp 400 miliar per tahun.

"Arus kas kita akan bertambah sekitar Rp 400 miliar per tahun yang biasanya digunakan untuk membayar beban bunga. Pembayaran seketika ini akan membuat arus kas kami lebih fleksibel," ujarnya.

Dana sebesar Rp 3,4 triliun itu akan diambil dari hasil penjualan 2.648.220.000 (90,76%) saham LPPF kepada Meadows Asia Capital (MAC) pada harga Rp 2.705,33 per saham. Total nilai transaksi ini mencapai Rp 7,164 triliun.

Namun dana tunai yang diterima MPPA dari penjualan ini sebesar Rp 5,3 triliun. Sebab, MPPA akan melakukan penyetoran modal kepada MAC sebesar Rp 900 miliar (untuk penyertaan 20% saham) dan piutang sebesar Rp 1 triliun dari MAC atas akuisisi tersebut.

Selain untuk pelunasan sebagian besar utang dan obligasi, dana transaksi tunai sebesar Rp 1 triliun untuk pembagian dividen tunai tahun 2009, serta pengembangan bisnis Hypermart dan modal kerja sebesar Rp 900 miliar.

Oleh : Whery Enggo Prayogi - detik Finance

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by ArchitecturesDesign.Com Beautiful Architecture Homes